Mengawali Tahun Belajar Skincare

dwi wulandari
6 min readJan 24, 2022

--

Umur 40 tahun jerawatan? Apa kata orang? Ih jorok! Pasti makannya nggak bener! Lifestylenya buruk kali? Kamu obesitas! Diet dong! Dan pernyataan- pernyataan lainnya yang kudengar hanya gara-gara jerawat yang merebak di wajahku. Seakan-akan jerawat dan bekas-bekasnya adalah aib yang harus disembunyikan.

Kondisi jidat penuh jerawat aktif.

Dunia kecantikan menghabiskan ratusan juta untuk melakukan riset mendalam terhadap jerawat demi menemukan formula penangkal jerawat terbaik. Tidak bisa dipungkiri, memiliki wajah cerah, halus mulus dan bersinar selalu menjadi dambaan setiap perempuan di penjuru belahan dunia manapun. Itu sebabnya tiap kali satu jerawat muncul di wajah, kita akan berusaha dengan banyak cara untuk mengenyahkannya. Bisa dengan maskeran, obat jerawat, eksfoliasi bahkan suntik ke dokter. Iyaa, jerawat memang salah satu gangguan terbesar buat para perempuan.

Di akhir tahun 2021 aku mengalami stress karena banyak hal yang terjadi dalam kehidupanku dan keluargaku. Pola makanku mulai kacau, aku makin gemar jajan dan jarang olahraga. Aku juga sering tidur lewat tengah malam dan banyak melamun yang tidak produktif. Aku bahkan memutuskan untuk uninstall aplikasi sosial media selama beberapa waktu demi kedamaian hati dan jiwaku. Selain lingkaran hitam di bawah mata, jerawat pun mulai bermunculan di jidatku. Pada awalnya kubiarkan saja, namun karena tidak membaik, aku pun mulai iseng mencetin itu jerawat. Ini beneran jangan dilakukan, mencet jerawat ini termasuk dalam kategori menyakiti diri sendiri. Rasa sesal bisa terjadi seumur hidup kalau meninggalkan bekas-bekas hyperpigmentasi bahkan sampai lubang-lubang bopeng yang butuh mikrodermabrasi untuk menghaluskan tekstur kulit.

Seperti kebanyakan orang, aku pun mulai mengandalkan browsing internet untuk mencari jalan keluar dari masalah jerawat. Informasi yang kudapatkan banyak sekali sampai aku pusing sendiri mau menerapkan saran yang mana. Aku menghabiskan bermalam-malam untuk baca artikel dan nonton video tutorial menghilangkan jerawat. Aku juga sampai begadang untuk membaca review produk ini itu dan berujung membeli beberapa produk yang masih terjangkau isi dompetku untuk menghempaskan jerawat.

Little did I know, none of them works properly. Yang ada jerawat malah makin subur di jidat, dagu dan pipi. Dua bulan pun berlalu, setelah bergantian mencoba produk ini itu, aku mencoba melakukan hal yang berbeda. Aku putuskan untuk pinjam buku tentang perawatan kulit dari perpustakaan dekat rumah. Di sini aku mulai menyadari bahwa aku seharusnya tidak mengandalkan satu sumber informasi saja. Penulis artikel ataupun para YouTuber belum tentu memiliki kondisi kulit yang sama persis denganku. Dari buku Fresh Face karya Mandi Nyambi,M.S. aku mulai menerapkan beberapa hal yang menurutku baik dan mudah diaplikasikan sehari-hari untuk memperbaiki kondisi kulit. Beberapa saran dari buku yang aku ikuti adalah:

1. Kenali kondisi kulit
Kondisi kulit kita tidak pernah sama setiap harinya, sangat bergantung pada lingkungan, cuaca di hari itu, dan level stres kita. Tidur cukup sangat penting buat kondisi kulit. Untuk yang berdomisili di daerah 4 musim, penanganan kulit di musim panas bisa jadi berbeda dengan di musim dingin.

2. Asupan makanan berperan penting
Ada beberapa teman yang mengurangi konsumsi unggas dan produk hewani untuk memperbaiki tekstur kulitnya dan lumayan berhasil buat mereka. Mungkin bisa dicoba juga untuk mengurangi konsumsi produk olahan susu atau ayam terlebih jika ada alergi, misalnya lactose intolerant.

3. Alergi bisa mulai terjadi di usia 30 tahun
Salah satu penyebabnya adalah kita terbiasa dengan makanan instan, jajanan manis dan gorengan yang to die for itu. Selama bertahun-tahun, kita terus menerus mengonsumsi jenis makanan yang biasa kita nikmati. Dulu saat masih kecil menjelang dewasa, tubuh kita cukup kuat untuk mengabaikan efek sampingnya, namun setelah dewasa ada beberapa alergi yang timbul kemudian seperti celiac disease dan alergi gluten. Proses akumulasi ini yang kemudian menyebabkan kita punya masalah pencernaan, heartburn bahkan timbulnya kelainan di kulit.

Diambil dari buku Robert H. Lustig, Metabolical: The Lure and the Lies of Processed Food, Nutrition, and Modern Medicine

4. Makanan yang kita konsumsi sekarang tidak sama dengan makanan di tahun 1970–1980.
Kalau kita nonton film jaman dulu, kebanyakan pemerannya langsing-langsing. Apa hubungannya? Ya, yang dimakan beda. Dulu tidak banyak restoran fast food 24 jam, ayam disuntik hormon, makanan serba instan keluaran pabrik yang siap dalam 3 menit, GMO Food, farm fish not wild caught, etc. Ini semua mempengaruhi produksi bakteri baik di dalam usus kita. Kondisi inilah yang membuat the real Second Brain kita alias gut health bacteria terganggu. Kondisi lingkungan sekitar yang banyak polusi asap kendaraan dan pabrik juga berperan dalam menyebabkan kulit kusam dan berjerawat.

Nah, dengan banyaknya penyebab masalah jerawat, rajin cuci muka saja, pakai skincare atau obat jerawat yang dijual bebas/OTC (Over the Counter) bukan merupakan solusi terbaik. Ada banyak hal lain yang perlu dilakukan juga untuk menyembuhkan kondisi kulit kita.

Kalau mata adalah jendela jiwa, maka kulit adalah cerminan dari apa yang kita makan sehari-harinya.
Mempertahankan microbiome dalam usus kita adalah salah satu jalan pintas menuju kulit yang sehat. Karena polusi udara selalu ada dan cuaca hanya bisa diperkirakan oleh BMKG, maka aku berusaha mengontrol apa yang aku bisa kendalikan, yaitu asupan makanan.

Dimulai dengan perbanyak konsumsi sayur dan buah, makanan yang difermentasi seperti yoghurt ,kefir, kimchi, kombucha, asinan bogor, acar, tape ketan. Aku beli starter kefir, kombucha dan yogurt kemudian mulai bikin setiap hari, ini jauh lebih murah daripada beli di luar. Bikinnya juga gampang, cuma kombucha saja yang agak tricky buatnya. Tutorial bikin kimchi, kombucha, yogurt dan kefir bisa dilihat di YouTube.
Pilihan lainnya bisa konsumsi pil probiotik atau menaburkan Nutritional yeast ke smoothie untuk meningkatkan asupan vitamin B.

Kurangi jajan, kurangi gula dan refined carbohydrate. Refined carbs include mostly sugars and processed grains. They are empty calories and lead to rapid spikes in blood sugar and insulin levels. Kalau mau stop total juga lebih baik, tapi aku sendiri belum mampu melakukannya. Aku masih demen jajan di akhir minggu.

Intermittent fasting. Membiarkan usus kita istirahat sejenak untuk proses autophagy (sel-sel yang rusak didaur ulang oleh tubuh kita). Aku perhatikan, kondisi kulitku membaik saat puasa dengan skema 16–8. Artinya dalam 24 jam, aku 16 jam puasa dan sisanya 8 jam adalah eating window.

5. Hindari pencet jerawat.
Melihat diri sendiri terlalu sering di cermin dengan wajah penuh jerawat bisa bikin makin sedih, jengkel dan terpicu untuk mencetin jerawat. Ingat,mencet jerawat sama dengan menyakiti diri sendiri. Daripada dipencet, jerawat yang meradang bisa kita tutup pakai acne patch yang berbahan hydrocolloid dressing atau treatment spot yang mengandung tea tree oil, benzoyl peroxide, salicylic acid, AHA/BHA atau sulfur. Bahan-bahan ini dikenal untuk meredakan peradangan.

6. Rutin pakai masker
Masker DIY, Korean sheet-mask, clay mask atau masker apapun memiliki khasiat untuk menutrisi kulit. Tergantung kebutuhan kulit kita, banyak sekali masker kulit DIY yang bisa kita siapkan sendiri di rumah. Pastikan bahannya segar dan wadahnya bersih ya. Misalnya masker dari bahan madu alami, mentimun, irisan tomat, minyak zaitun dan oatmeal disarankan untuk menutrisi kulit berjerawat. Selain lebih hemat, bahan alami juga terbukti sehat dan kaya nutrisi.

7. Jangan lupakan sunscreen
Terutama saat keluar rumah di siang hari, sunscreen ini wajib untuk mengurangi efek buruk penuaan dini. Terlebih jika banyak bekas jerawat, supaya tidak makin gelap warna bekas lukanya, maka sunscreen menjadi barang wajib punya. Saat ini banyak sekali sunscreen lokal dengan harga terjangkau dengan kualitas yang baik.

Oke, sepertinya itu dulu saran-saran dari buku Fresh Face yang mulai aku terapkan. Mungkin teman-teman yang membaca bisa menambahkan saran dan resep untuk kulit yang berjerawat atau menghilangkan bekas jerawat. Serum yang mengandung retinol, lactic acid, niacinamide, bakuchiol saat ini jadi yang terdepan untuk memperbaiki tekstur kulit yang bermasalah. Mau serum yang mahal ataupun murah, pilihan ada di tangan kita. Yang terpenting jangan lupa untuk berjeda, menikmati alam hijau di sekitar kita, memperbaiki gaya hidup, mengelola stress, meningkatkan asupan nutrisi karena ada tertulis di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat.

Disclaimer: This is not medical advice or health recommendation. This is simply my own experience trying new things, so please do your own research before changing your lifestyle.

--

--